Rabu, 14 April 2010

Grayak (Spodoptera litura )

Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Grayak teramasuk dalam ordo lepidoptera, family noctuidae. Sayap ngengat bagian depan berwarna coklat atau keperakan, dan sayap belakang berwarna keputihan dengan bercak hitam. Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian dasar melekat pada daun, berwarna coklat kekuningan, diletakkan berkelompok masing-masing 25-500 butir. Telur diletakkan pada bagian daun atau bagian tanaman lainnya. Kelompok telur tertututp bulu seperti beludru yang berasal dari bulu-bulu tubuh bagian ujung ngengat betina, berwarna kuning kecoklatan. Larva mempunyai warna yang bervariasi, memiliki kalung berwana hitam pada segmen abdomen keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dorsal terdapat garis kuning. Ulat yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok.


Gambar 1.a. Kelompok telur, b. ulat instar 3, c. imago ulat grayak (Spodoptera litura)

Setiap ekor ngengat betina dapat menghasilkan telur hingga 3.000 butir yang terdiri atas 11 kelompok dengan 350 butir tiap kelompok telur. Setelah telur menetas, ulat tinggal untuk sementara waktu di tempat telur diletakkan, kemudian beberapa hari setelah itu ulat berpencar. Stadium ulat terdiri atas enam instar dan berlangsung selama 13-17 hari .

Ulat grayak tersebar luas di beberapa negara seperti Jepang, Cina, Mesir, India, Srilanka, Filipina, Thailand dan Indonesia. Daerah penyebaran hama ini di Indonesia meliputi Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan .

Kisaran tanaman inang ulat grayak sangat beragam meliputi cabai, kubis, padi, jagung, tomat, tebu, buncis, jeruk, tembakau, bawang merah, terung, kentang, kacang-kacangan (kedelai, kacang tanah), kangkung, bayam, pisang, dan tanaman hias. Hama ini juga menyerang berbagai gulma seperti Limnocharis sp, Cleome sp, Clibadium sp, Passiflora foetida, Ageratum sp, dan Trema sp .

Daya Rusak Dan Kehilangan Hasil Akibat Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Kerusakan akibat ulat grayak ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya populasi hama, fase perkembangan serangga, fase pertumbuhan tanaman, dan varietas kedelai. Serangan pada varietas rentan menyebabkan kerugian yang sangat besar. Kerusakan yang diakibatkan lebih besar jika defoliasi daun karena serangan ulat grayak terjadi pada saat pembungaan dan pada saat tanaman mulai membentuk polong daripada serangan pada saat polong berisi dan saat pertumbuhan biji penuh. Serangan 1 ulat/meter pada saat pembungaan dan pembentukan polong dapat menimbulkan kerusakan daun mencapai 50% dan pengguguran bunga dalam jumlah besar sehingga menurunkan jumlah polong yang terbentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar